Pages

Jujur itu Kecil

Mudah untuk menjadi jujur, atau "kecil" kalau kata anak-anak. "Yaelah jujur doank mah kecil," kata Unyil dengan sombongnya.

Mungkin kesombongan Unyil layak diberi hadiah pukulan seribu naga, namun dia tidak salah. Pasalnya, dia memang sudah membuktikannya dengan terus menjadi orang jujur.

sumber: lmerru


Menjadi orang jujur mudah bagi Unyil karena dia anak kecil. Ya kita tahu, anak kecil sangat minim untuk berbohong. Bahkan ada banyak yang mengklaim anak kecil tidak mungkin berbohong. Padahal bisa lebih busuk. Untungnya, Unyil anak kecil murni, tanpa bahan kimia dan formalin.

Sehari-hari, Unyil memang disukai banyak orang. Tapi bukan berarti tidak ada yang membencinya. Rata-rata yang menyukainya karena Unyil sangat blak-blakan dalam berbicara. Sebaliknya, mereka yang tidak menyukai Unyil, merasa terganggu dengan blak-blakannya. Katanya sih, kurang beretika.

Ada benarnya juga. Sepertinya Unyil perlu belajar cara membahagiakan kuping orang lain. Tapi dia tidak bisa. Jadi sepertinya Unyil seharusnya bisa menyampaikan pesan jujur dengan gaya komunikasi yang lebih berbeda. Mungkin lebih halus.

Sudah banyak masalah yang dibuat Unyil hanya karena kata-katanya. Mulai dari perpecahan antar keluarga hingga antar sekolah. Ya, kejujuran Unyil sempat membuat Budi, anak SDN 13 marah karena dicap bodoh oleh Unyil.

Sebelumnya, Budi mengumpulkan uangnya untuk membeli mainan, bahkan sampai kelaparan. Hal itu membuat Unyil heran dan dengan yakin mencap Budi itu bodoh. "Bud lu bodoh banget, masa lu mentingin mainan mati daripada hidup lu sendiri, ckckckck," kata Unyil heran.

Tapi dibalik kejujuran Unyil, ada baiknya kita pun begitu. Jangan diam ketika teman berbuat salah, hanya demi menghindari perpecahan. Padahal jika kita diam, sama saja kita yang berdosa. Jelas berdosa karena kita tahu mana yang benar tapi membiarkan dia salah.

Bahkan kita bisa dibilang iblis berbulu domba. Bagaimana tidak, sudah jelas teman kita salah, tapi kita membiarkannya seakan mendukung iblis menguasainya. Tapi perlu diingat, untuk jujur itu perlu hikmat atau pembelajaran. Kita perlu memperdalam pengetahuan kita akan kebenaran itu, agar tidak menyesatkan.

Namun, jangan takut untuk jujur. Kalaupun salah, cepat perbaiki dan belajar akan hal itu lalu meminta maaf.

Redaksi

Menulis adalah cara saya mencari kebenaran yang tak selalu saya anggap kebenaran.

No comments:

Post a Comment