Pages

Dilema Menjadi Manusia Normal

Seorang psikiater dimintai nasihat kesehatan oleh orang lain. Sebagai seorang ahli, ia harus menentukan apakah orang lain tersebut bertindak sebagai manusia normal ataukah sebagai individu yang kurang menyadari rasa tanggung jawabnya.

Apabila orang itu menderita gangguan mental, jiwanya terganggu, pikirannya lemah, lalu ia melakukan perbuatan yang jahat, melanggar hukum, maka jelas bagi psikiater untuk tidak menggubris permintaan tersebut. Karena baginya, orang itu berada dalam keadaan jiwa yang tidak normal dan sepenuhnya harus mendapat perhatian dari masyarakat.

Ilustrasi by openclipart.org

Memang sulit bagi kita, orang biasa, membedakan mana tingkah atau kejadian yang bisa disebut normal. Terutama soal "sesuatu gejala normal" dengan "nilai rata-rata gejala normal". Keduanya sangat mirip.

Karena itu, kita sering kesulitan membedakannya, sehingga hanya memandang nilai rata-rata perorangan yang kita anggap sebagai yang normal. Sementara sebagian besar manusia mengalami pertentangan batin dalam hidupnya.

Dalam berbuat, manusia seringkali sembrono. Hal semacam ini tidak dapat dikatakan normal.
Belum lagi, keadaan normal dan keadaan rata-rata normal mempunyai batas yang sangat tipis. Misalnya, kita bicara soal mata kita yang semakin lemah daya penglihatannya, tanda bertambah usia, yang berarti normal. Akan tetapi, bagaimana jika tiba-tiba itu dianggap gejala kebutaan? Tentu saja menjadi tidak normal.

Bagaimana soal seseorang yang jiwanya terus mengalami perubahan bersamaan dengan makin bertambahnya usia atau karena pernah menderita sakit, apakah orang itu normal? Ataukah kita tidak menganggapnya serius karena mereka sendiri tidak lagi "sadar apa yang mereka katakan"?

Normal itu Tergangtung Keadaan
Rata-rata kita dapat mengatakan orang-orang itu adalah normal kalau tingkah lakunya dibenarkan dalam keadaan tertentu. Untuk itu, seseorang harus mengetahui dengan tepat bagaimana caranya bertingkah laku secara tepat dan pantas.

Kita memerlukan pedoman untuk dapat menilai seperti apakah yang disebut "pantas". Kita memerlukan norma-norma dan garis besar khusus untuk membuat penilaian.

Para ahli ilmu jiwa dan ahli kemasyarakatan pun setuju menilai ukuran normal pada seorang individu lewat norma-norma dan garis besar tersebut.


Ilustrasi: i.pinimg.com


Lanjut ke Si Idealis Perlu untuk Si Normal 


Sumber: Young, Gregory. 2008. Membaca Kepribadian Orang. Jogjakarta: DIVA Press Group.

Redaksi

Menulis adalah cara saya mencari kebenaran yang tak selalu saya anggap kebenaran.

No comments:

Post a Comment