Pages

Belajar Dengan Caraku yang Tidak Sempurna

Berbicara soal cara belajar, hal ini sudah banyak saya dengar sejak kecil mulai dari Taman Kanak-Kanak, hingga sekarang saya menuliskannya saat kuliah. Selama itu juga saya sudah mengubah banyak cara dalam belajar agar lebih efektif dan menyenangkan, namun sampai sekarang pun masih belum sempurna.

Cara Belajar yang Asik
Foto: http://www.wordsmiracle.com


Tapi... cara belajar yang saya anut selama ini juga sempat menghasilkan pundi-pundi uang jajan tambahan. Terutama dari hasil menjual contekan hingga joki tugas yang tak terselesaikan. -Jangan ditiru-

Untuk itu, berikut ini pembahasan bagaimana saya belajar:


  • Jangan Berlebihan



Pemuda masa kini banyak yang pintar sekali. Ada juga yang cerdasnya bukan main. Bila melihat fenomena itu, Saya rasa sangat bisa dimaklumi karena teknologi yang ada saat ini, begitu membantu pembelajaran dari hal kecil hingga hal besar. Namun, sadar atau tidak, rata-rata mereka, belajar dengan santai dan tidak berlebihan.

Sebagai contoh, ada teman Saya yang perilaku kebiasaan sebelum ulangan, hanya tidur di kelas. Namun saat ujian dimulai, ia paling cepat selesai dan mendapat nilai tertinggi akhirnya.

Adapun kerjanya setiap hari yang saya lihat, hanya bermain games di gadgetnya, lalu sisanya ngobrol garing entah topik apa. Tapi yang jadi pembeda, saat jam pelajaran dimulai, ia terlihat menikmati pembelajaran, meski tak jarang ia tak mengerti apa yang diajarkan dan bertanya ke guru ataupun teman sebelahnya.

Dari situ, saya pun mempraktikannya dan bukan sulap bukan sihir, metode itu berhasil membuat saya mendapat pundi-pundi uang jajan.

Dalam metode ini, perlu persepsi yang mudah saja dipatenkan. Yakni, nikmati setiap pembelajaran dan jangan ketakutan tak bisa menguasai pelajaran. Ingat lagi, Anda ke sekolah untuk belajar, yang berarti Anda butuh diajari bukan mengajari. Jadi Anda tidak diharuskan bisa, karena Anda sedang belajar.

Kalau Anda sudah bisa, Anda tidak usah ke sekolah, pergi saja cari kerja. Jadi, jangan takut apalagi sangat takut untuk tidak mengerti, nikmati alurnya dan masalahnya, sabar sambil coba belajar pelan-pelan. Jangan panik, nilai bukan penentu masa depan Anda, tapi kesabaran Anda dalam menghadapi masalah (dalam hal ini nilai jelek, dsb), yang menjadi bekal terpenting di masa depan.


  • Anggap Buku Sebagai Mentor



Banyak yang malas membaca buku. Saya berani bilang bahwa hal itu sia-sia. Karena, mereka menolak ilmu yang diajari setiap penulis di setiap buku-bukunya. Inilah cara belajar efektif dan menyenangkan ala saya yang kedua.

Penulis sebuah buku ilmiah tak mungkin main-main dalam menuliskan karyanya. Ia pasti melakukan riset berbulan-bulan untuk mendapatkan hipotesa yang lalu dituliskannya. Mereka pun biasanya mengambil banyak sumber penulis sebelumnya yang juga tak mungkin main-main dalam menulis bukunya. Hal itu pun serupa dengan penulis-penulis buku pengetahuan lainnya, baik pengetahuan umum hingga yang lebih mendalam dan ilmiah.

Jadi, bayangkan jika Anda punya banyak buku yang bisa dibaca. Dapat diartikan, Anda punya banyak mentor yang siap mengajari Anda soal banyak hal.

Bukankah begitu menyenangkan jika banyak orang yang ingin membantu Anda? Jadi, kenapa harus menolak mentor-mentor itu mengajari Anda mengenai hal baru yang mungkin saja di luar jangkauan otak Anda.

Seorang di eropa sana ada yang bisa membaca buku satu hari satu buku. Ia membagikan tips bagaimana ia dapat membaca buku dengan begitu cepat. 

Pertama, latihan, namun jangan terburu-buru jika belum mengerti, dan bacalah berulang kali kalau perlu. Kedua, anggaplah buku sebagai teman. Jadilah pendengar yang baik untuk “teman” Anda ini, biarkan ia membagikan keluh kesahnya dan ambil sudut pandangnya jika perlu.

Maka, selain menjadi teman yang baik, maka Anda juga menjadi teman yang cerdas. Karena Anda mengambil masalah “teman” Anda itu sebagai pembelajaran dan suatu peringatan di masa mendatang.

  • Tetaplah Miskin


Seorang pendeta pernah mengatakan, bahwa kesombongan adalah dosa terbesar. Jadi, janganlah merasa kaya akan ilmu dengan menolak ajaran baru.

Percayalah bahwa apa yang Anda terima bukan sepenuhnya kebenaran. Tetaplah kritis terhadap apa yang Anda lakukan. Jangan ragu bertanya jika Anda merasa tidak nyaman.

Kebodohan terlihat ketika Anda merasa cerdas dan malah memaksakan pengetahuan Anda untuk dianut oleh orang sekitar. Padahal, kembali ke kata “relatif”, yang dapat diartikan sebagai perbedaan perspesktif hingga persepsi setiap orang—yang mungkin, bisa saja tak bisa dipaksakan.

Adalah wajar jika manusia, punya hukum dalam hidupnya. Tugas kita ialah, menghormati hukum itu dan memahaminya. 

Lalu jika dalam pembelajaran, maka tugas kita ialah mengambil hikmah dari setiap ilmu, untuk kita pakai sisi positifnya. Fungsinya, demi menyempurnakan pengetahuan yang kita tahu dan niscaya, kebijakan pun menghampiri pada waktunya.

Jadi, jangan pernah berhenti untuk belajar. Temukan cara belajar efektif dan menyenangkan milik kalian sendiri. Paling penting, tetaplah haus dan lapar akan ilmu, seperti kata-kata seorang sukses asal Amerika yang menemukan teknologi terbaik masa kini, Steve Jobs. “Stay hungry, stay foolish.”

Redaksi

Menulis adalah cara saya mencari kebenaran yang tak selalu saya anggap kebenaran.

No comments:

Post a Comment